
Yang paling menakjubkan dari diri gadis ini adalah kemampuannya di bidang linguistik. Tak kurang dari 11 bahasa dia kuasai, mulai dari bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, dan India dikuasainya dengan baik dan fasih. Saat ini, dia juga sedang belajar bahasa Rusia dan bahasa Tagalog. Hebatnya dia tidak pernah kursus. Jadi kemampuan linguistiknya adalah hasil belajar secara otodidak (mandiri) dengan cara yang sangat sederhana yakni mendengar lagu, dan menonton film asing, kemudian dia terjemahkan melalui kamus. Rasa penasaran akan bahasa membuatnya mencari tahu arti dan bagaimana mengucapkannya, kemudian mempelajari tata bahasanya dari buku, dari film dan lagu dipelajari cara pengucapannya, dan dari kamus dihafalkan kosakatanya. Begitulah cara Gayatri mempelajari bahasa asing.
Gayatri mulai mendunia kala berhasil masuk seleksi untuk menjadi duta anak, mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Dari situ, dia mengikuti seleksi kepribadian hingga kemampuan intelektual. Dia lantas masuk 10 besar dari ribuan siswa yang ikut seleksi sebelum terpilih mengikuti seleksi mewakili Indonesia menjadi Duta ASEAN untuk anak tahun 2012-2013. Gayatri, kemudian terpilih mewakili Indonesia ke tingkat Asean dan mengikuti pertemuan anak di Thailand dalam Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN. Dalam forum Asean ini, Gayatri mendapat tempat terhormat dan mendapat julukan ‘doktor’ karena kemampuan 11 bahasa asing yang dikuasainya itu.
Namun sekarang indonesia kehilangan seorang gayatri wailissa yang mampu mengharumkan nama bangsa Indonesia hingga kancah dunia, karena dikabarkan Gayatri Wailissa meniggal dunia seperti yang dikutip KOMPAS.com — Gayatri Wailissa (17), remaja asal Ambon yang mendunia karena keahliannya menguasai belasan bahasa asing, Kamis (23/10/2014) sekitar pukul 19.15 WIB, meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Gayatri meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit tersebut selama empat hari.
Oleh dokter yang menanganinya, Gayatri didiagnosis menderita pendarahan di otak. Orangtua Gayatri, Dedy Darwis Wailissa, yang dihubungi dari Ambon, Kamis malam, mengatakan, putri kesayangannya itu meninggal dunia setelah empat hari dirawat di ruang ICU di rumah sakit tersebut.
"Menurut dokter Agus, yang menangani Gayatri, anak saya meninggal karena pembuluh darah otaknya pecah. Sebelum meninggal dunia, anak saya sempat dirawat selama empat hari," ungkap Dedy.
Saya pribadi sebagai mahasiswa sangat bangga kepada Gaytri Wailissa karena kemampuannya belajar Bahasa asing hanya dengan otodidat atau hanya dengan membaca kamus, saya yang kuliah dengan saran yang lengkap tidak bisa seperti Gayatri yang mampu hingga menguasai 14 bahasa asing, tapi kini Gayatri sudah tiada semoga Gayatri diterima disisi sang pencipta dan semoga kedepanya ada Gayatri lainya yang bisa lebih berprestasi sperti Gayatri, SELAMAT JALAN GAYATRI KAMI SELALU AKAN MENGENANGMU